Al-Quran: Kitab Untuk InsanDeprecated: Function eregi_replace() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 99 Deprecated: Function split() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 103 Bahauddini
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang
al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surah
saja yang semisal al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang memang benar. (QS. al-Baqarah: 23) Membangun Insâniyah, Salah Satu Mukjizat
Al-Quran
Sebagian mutakallimîn (teolog Islam) mengatakan bahwa
al-Quran itu mukjizat, tidak ada menandinginya. Mengapa? Karena Allah Swt telah
melumpuhkan semua kekuatan para penentang al-Quran secara mutlak. Bahkan mereka
takkan mampu menandingi, meski terhadap satu surah yang paling pendek dari
al-Quran. Kaum musyrikin yang selalu bekerja keras dan menguras pikiran, jika
mereka berupaya untuk melawan al-Quran, maka mereka tidak akan bisa melawannya.
Demikianlah interpretasi para ahli ilmu kalam. Mukjizat al-Quran antara lain
adalah kefasihan dan balâghah-nya yang berada di tingkat
paling atas, sebagaimana pengakuan mutakhashisîn (orang-orang yang menekuni bidang
khusus sastra). Akan tetapi, mukjizat al-Quran bermacam-macam. Salah satunya
adalah cakupannya yang membangun dan membentuk (kepribadian) individual dan
masyarakat. Ringkasnya, al-Quran membangun manusia. Peralatan senjata tidak
mampu membangun manusia. Bimbingan Ilahi, insani dan Quranilah yang membangun
manusia. Ketahuilah bahwa sumber fasad (kerusakan di muka bumi) adalah karena
manusia tidak dibangun. Jika manusia dibangun—seperti para nabi as dan para
imam as—maka kaum dhuafa akan terangkat dari kemiskinan. Hewan-hewan pun akan
terpelihara dan aman dari gangguan. Islam dan al-Quran adalah sebuah undang-undang yang
membangun manusia, yang akan mengangkat manusia dari kebinatangan. Dengan
begitu, malaikat pun akan mengatakan, “Kami tidak mempunyai kemampuan untuk
terbang bersamanya.” Lihatlah betapa Nabi Muhammad saw berusaha, dengan segala
upayanya, untuk merealisasikan al-Quran dan etika Islam. Beliau menggugah dan
menyelamatkan manusia dari hidup yang mengumbar nafsu. Agama Islam adalah agama
rahmat, yang rahmatnya meliputi makhluk hidup, binatang, Timur dan Barat. Islam
antifasad, bukan anti Timur dan Barat. Nabi Muhammad as dengan penuh keadilan
menyeru kepada Ahlulkitab (kaum Yahudi dan Nasrani), “Marilah kita menyembah
Allah! Jika kita semua menyembah-Nya dengan benar, maka tikus-tikus, penindasan,
pencurian, pengkhianatan dan propaganda akan musnah.” Semua keburukan yang ada
di alam dunia ini—dan mereka mengetahuinya dengan jelas—akan sirna. Etika Islam
Laskar Islam adalah laskar yang bersikap sebagai saudara
terhadap sesama manusia meskipun kepada musuhnya yang zalim dan kejam. Inilah
yang juga merupakan mukjizat Islam yang menakjubkan, yang disebut dengan etika
Islam. Laskar sejati (Islam) bersikap sebagai saudara dengan para tawanan. Ia
memberikan perhatian penuh dan kasih kepada musuh-musuhnya yang terluka, dan
tidak akan pernah menelantarkan mereka. Inilah etika Islam. Pemerintahan Islam, selama perang melawan Timur dan Barat,
adalah sebuah pemerintahan yang memiliki rasa kasih dan sayang terhadap
musuh-musuhnya. Berita apakah yang sampai kepada saudara-saudara? Mereka (musuh
Islam) mengenalkan kepada saudara-saudara bahwa pemerintahan kami (pemerintahan
Islam) bukanlah pemerintahan, tapi sebuah permainan anak kecil. Ketahuilah
mereka bersatu dan bekerja keras dalam menghancurkan pemerintahan Islam. Jika umat manusia memahami pemerintahan Islam, maka mereka
akan mengatakan kepada Timur dan Barat, “Uruslah urusan kalian sendiri, kalian
tidak akan makan hasil kami. Kalian hanyalah perusak, dan neraka yang paling
bawahlah tempat yang layak bagi kalian! Kalian berpikir bahwa umat manusia
adalah papan yang luas (gampang dipengaruhi—penerj.),
kalian sangka mereka akan percaya ketika kalian mengatakan, “Kami adalah
pembela manusia dan kemanusiaan?” Ketahuilah bahwa semua kerusakan ekonomi
dunia adalah disebabkan oleh kalian. Ringkasnya, dengan adanya peperangan ini,
setelah kemenangan Islam dan Muslimin, pada akhirnya, Amerika dan Timur akan
membuka mata terhadap program Islam. Agama Islam juga akan menyadarkan
musuh-musuhnya sendiri. Al-Quran: Kitab Insan
Sebagaimana seorang pemuka seperti Muhammad saw dan Imam Ali
as tidak mungkin terulang, kitabullah juga tidak akan terulang. Semoga Allah
akan memberi taufik-Nya kepada Anda untuk berjalan di jalan Islam. Anda harus
menghayati ayat-ayat al-Quran, di antaranya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan
jiwa itu (QS.
asy-Syams: 8-9). Seorang yang melakukan tazkiyah an-nafs akan mengenal al-Quran secara global
meski ilmunya sedikit dan pemahamannya akan al-Quran tidak sempurna. Dalam
mengenal al-Quran, haruslah manusia melakukan tazkiyah an-nafs. Ketahuilah bahwa
al-Quran adalah kitab insân, dan bukanlah kitab selain manusia.
Jadi, manusia, pertama kali, harus sudah menjadi insân,
baru kemudian ia mempelajarinya. Insân adalah
seorang yang memiliki keutamaan akhlak insâniyah (manusiawi) dan menjauhi
perbuatan-perbuatan basyariyah (tabiat hewani) yang hina.
Inilah yang juga diharapkan oleh fitrah manusia. Bila manusia mengesampingkan
perbuatan-perbuatan bijak, maka itu akan mencemari etika Islam dan jiwa
anak-anaknya yang bersih. Perbuatan yang tak bijak itu adalah rusak dan
merusak. Orang bijak dan berakal sehat adalah Rasulullah saw, seorang yang
empat belas abad lalu telah memberitakan tentang kondisi masa sekarang.
Sedangkan mereka (Timur dan Barat) tidak mengetahui apa-apa. Jika hawa nafsu tersisihkan, manusia akan mengenal
kitabullah. Jika seorang mengenal kitab Allah dan ayat-ayat-Nya, niscaya ia
akan menepati ilmu pengetahuan Islam. Dengan begitu, ia bukanlah kolaborator
Timur dan Barat. Janganlah Anda menduga bahwa seorang mukmin itu mudah
digoyahkan oleh Timur dan Barat, dengan segala tipu muslihat dan propaganda
mereka. Bila satu kelompok condong kepada Barat dan kelompok lain condong
kepada Timur, itulah yang menyebabkan mereka tidak mengenal ayat-ayat Allah.
Jika seorang mengenal kitab Allah, maka rububiyah-Nya, yang ia imani, tidak akan
dapat ditukar dengan rububiyah (ketuhanan) yang lain. Jika ia telah
mengenal dan mengimanirububiyah-Nya,
maka ia hanya melihat qudrah Allah,
dan tidak akan berlindung pada qudrah Timur
dan Barat. Akan tetapi, syarat mengenal kitab Allah adalah tazkiyah an-nafs.
Jadi pertama kali, ia harus menjadi insân. Insân tidak
akan dapat dibangun dengan berdusta, mencela, provokasi dan kedudukan. Kemudian
setelah delapan puluh tahun—dengan segenap shalat dan puasa—Anda tidak melihat
sesuatu, maka diri Anda penuh dengan kezaliman. Pada saat yang sama, Anda
mengira bahwa Anda adalah manusia yang bijak. Tetapi tidak! Anda adalah manusia
yang zalim dan berwatak setan. Perjalanan Anda bukanlah perjalanan yang
membangun kepribadian insan tetapi kepribadian setan. Anda tidak memiliki jiwa
khalwat (menyepi dengan Tuhan) dan jalwat (mewujud
dengan Tuhan). Jadi, janganlah Anda lalai dari zikrullah dan melalaikan
perintah-perintah-Nya. Program Pamungkas Membangun Manusia
Jika pada hari ini, kita semua belum juga mampu mengambil
manfaat dari kitabullah, maka pada suatu hari manusia akan terus berkembang
maju, dan mau tidak mau, ia memberlakukan al-Quran dalam hidupnya. Semakin
manusia sempurna dalam Ilâhiyât (pengetahuan tentang Allah) dan thabi’iyât(pengetahuan
tentang alam tabiat), semakin jelas baginya bahwa kitab Allah adalah untuk membangun
manusia. Program pamungkas yang mampu membangun manusia adalah kitab Allah.
Sedangkan atom-atom (senjata-senjata perang) bukanlah pembangun manusia tetapi
pembinasa bangsa dan negara. Sekali lagi, kitab Allah-lah—yang di dalamnya
terkandung ajaran puasa, haji, etika dan tentang semuanya—yang membangun
manusia. Kalian lihatlah para imam as. Manusia-manusia yang hidup
satu masa dengan Ahlulbait as belum tentu mengenal mereka. Mereka adalah para
wasilah Allah. Al-Quran adalah sebuah kitab yang isinya berasal dari sumber
yang bercahaya, yang tak tercampur dengan hawa nafsu, Dan
tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. (QS. an-Najm: 3-4). Tiada maujûd yang memiliki tingkat cahaya
akal seperti Rasulullah saw. Ia adalah cahaya akal yang sempurna. Tiada yang
mampu mencapai ruhani Ilâhiyahbeliau, termasuk sabdanya. Tiada
kalam atau ucapan yang mampu mencapai kalam Rasulullah saw. Sumber Api
Jika Anda tidak mampu melawan al-Quran, maka Islam telah
menyempurnakan hujahnya, Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. al-Baqarah: 24). Jauhilah api
dunia yang merupakan sumber neraka bagi manusia. Api ini tidak berasal dari
atom tetapi dari diri Anda. Maksudnya, Anda sendirilah yang membangun api-api
tersebut. Selama tangan Anda tidak menyentuh api itu, maka api itu tidak akan
menjalari diri Anda. Itulah api setan, bukan api Tuhan. Api-api itu muncul dari
manusia. Jika manusia tidak bermaksiat kepada Allah, maka ia tidak berada di
dalam api. Api itu adalah perbuatan maksiat yang manusia lakukan. Jadi, sumber
semua api itu adalah manusia (sendiri). Ketika api datang dari dirinya dan insâniyah-nya
menjadi sirna (terbakar), maka ia akan melakukan apa saja. Semoga Allah memberi
taufik-Nya kepada Anda dalam mengenal Islam dan al-Quran, yang manfaatnya
adalah bagi diri Anda sendiri.[] (Sumber: Tangga-tangga Langit, Bab ke-10) (Agaknya, tulisan ini terbit ketika Blok Barat (AS dan
sekutunya) dan Blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya) mendominasi konstelasi
politik dunia. Bagaimanapun, secara umum, tulisan ini tetap relevan dengan
kondisi dunia sekarang yang masih digawangi dengan Amerika dan Zionis Israel) [Sumber: amuli.wordpress.com] |