ISLAM ANTARA OVERDOSIS DAN PAS DOSISDeprecated: Function eregi_replace() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 99 Deprecated: Function split() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 103 Oleh: Ahmad Alkaff
Tinjauan Gramatikal
"Overdosis" agama dalam Al Qur'an disebut dengan
"al-Ghulu". Kata ini berakar dari ghala – yaghlu - ghuluw yang
berarti mujawazatu al-Had (melampaui batas). (Silakan Anda merujuk tafsir
Majma` al-Bayan, juz 2, hal. 144). Pengarang tafsir al-Mizan memaknai al-ghulu
sebagai bentuk al-inhiraf (penyimpangan) dalam keyakinan. Yang dimaksud
penyimpangan di sini oleh Allamah Thaba'thaba'i ialah keyakinan kaum Nasrani
terhadap Trinitas. Suatu keyakinan yang memporakporandakan "tembok
tauhid" yang dibangun dengan susah payah oleh Bapak Tauhid, Ibrahim as.
Sedangkan ghala – yaghli - ghilyan mempunyai arti yang lain atau tersendiri
yaitu mendidih. Kata ini digunakan dalam surah ad-Dukhan ayat 45-46 dalam
bentuk fi`il mudhari` (kata kerja yang menunjukkan zaman yang akan datang) dan
masdhar (kata dasar). Surat ini bercerita tentang makanan Zaqum yang bakal
menjadi "hidangan wajib" para penghuni Jahanam dimana ketika makanan
yang mengerikan ini singgah di rumah yang bernama perut para pendosa kelas
kakap maka ia akan mendidih di dalamnya. Ringkasnya kata "al-Ghulu"
yang berarti overdosis atau penyimpangan dalam agama hanya digunakan dalam dua
ayat Al Qur'an dan dalam dua surat yang berbeda, yaitu: surah an-Nisa',
ayat-171 dan surah al-Maidah, ayat-77. Sedangkan makna lain dari ghala ialah
mendidih dan kata ini meski fi`il madhi-nya (kata kerja bentuk lampau) sama
dengan ghala yang berarti melampaui batas namun mashdar-nya berbeda: yang satu
kata mashdar-nya ghuluw dan yang lain mashdar-nya ghilyan. Makna yang terakhir
ini terdapat dalam dua ayat Al Qur'an dan uniknya dalam surah yang
sama—sebagaimana telah kami sebutkan di atas. Siapakah Kaum yang Melampaui Batas dalam
Agama itu?
Al Qur'an al Karim—sebagaimana yang tercantum dalam surah an
Nisa', ayat-171 dan al Maidah, ayat-77—menyebut kamu Nasrani sebagai kaum
ghulat (kaum yang melampaui batas alias overdosis dalam agama). Yang demikian
itu karena mereka menganggap Tuhan itu bersekutu atau berkeluarga. Jelasnya,
mereka meyakini al Masih sebagai "Anak Tuhan". Sebutan kaum ghulat
dalam Al Qur'an tidak hanya melekat pada kaum Nasrani, namun juga diatributkan
pada kaum Yahudi. Sebab, masing-masing mereka disebut ahlul kitab dimana ayat
tersebut mukhotob-nya (yang diajak dialog) adalah kaum ahlul kitab. Dan yang
dimaksud ahlul kitab ialah kaum Nasrani dan kaum Yahudi yang masing-masing
mereka pernah mendapatkan kiriman Kitab Samawi. Dan ironisnya, masing-masing
mereka pun melakukan penyimpangan (baca: overdosis) yang sama dalam agama.
Penyimpangan yang sama ialah: Keyakinan kaum Nasrani yang menyatakan bahwa
al-Masih anak Allah dan keyakinan kaum Yahudi yang menyatakan bahwa Uzair pun
anak Allah. Meluasnya Makna Overdosis Agama
Sebagaimana saya jelaskan bahwa overdosis agama itu secara
khusus digunakan Al Qur'an utk kaum Nasrani dan Yahudi yang menyimpang dari
agama. Namun dalam perjalanannya kemudian, kata ini (ghulat=kaum yang melampaui
batas dalam agama) digunakan untuk kelompok atau pribadi-pribadi yang dianggap
salah atau terlalu ekstrem dalam menjalankan praktek keagamaannya. Misalnya,
kaum Syi`ah yang mengkultuskan Sayidina Ali atau bahkan
"menuhankan"-nya disebut dengan kaum Ghulat. Dan terakhir
-sebagaimana dikupas dalam diskusi ulang tahun Jaringan Islam Liberal yang
ke-4- ayat "la taghlu fi fidinikum" mereka artikan sebagai peringatan
untuk tidak keterlaluan dalam beragama. Jadi, sikap keterlaluan dalam agama
bisa saja terjadi dalam setiap aliran atau mazhab tanpa terkecuali, bila kita
memakai acuan ifrath dan tafrith dalam beragama sebagai tolok ukurnya. Hanya
saja, ada sebagian mazhab yang memang "melestarikan" sikap overdosis
ini dan ada juga yang memberantas dan memeranginya sehingga kebenaran yang asli
tidak terkaburkan. Overdosis Agama atau Pengikut Agama?
Bila Anda berobat ke dokter dan Anda diberi resep atau obat
berikut ketentuan meminumnya, lalu Anda karena sembrono atau sengaja tidak
mengindahkan anjuran dokter tersebut hingga Anda meminum obat tersebut di atas
ambang kewajaran alias overdosis maka pertanyaannya adalah: siapakah yang
overdosis dokter atau anda? Jelas sekali bahwa dokter tidak pernah overdosis
karena obat itu barasal darinya dan dia tahu persis manfaat, batasan dan cara
penggunaan obat tersebut, sedangkan yang bisa mengalami overdosis itu pasiennya
akibat salah menerjemahkan pesan dan anjurannya. Hal yang demikian juga terjadi
dalam agama. Rasulullah saw dan Al Qur'an adalah dokter yang mendatangkan
syifa' (obat) namun pada saat yang sama obat ini dapat menjadi racun bila di
salahpahami atau disalahtafsirkan. Jika pesan dan resep Rasul saw dan Al Quran
salah diterjemahkan maka yang bersangkutan akan mengalami "keracunan
pemikiran" yang lebih membahayakan dan mematikan daripada keracunan
makanan. Sebab, keracunan makanan bagaimanapun sulitnya masih dapat dan mudah
dideteksi dan yang bersangkutan akan merasakan akibatnya, baik cepat maupun
lambat dan tidak memakan banyak korban, sedangkan keracunan pemikiran, yang
bersangkutan justru merasa sehat atau bahkan paling sehat dan dapat membunuh
puluhan atau ratusan generasi. Bukankah ada kebohongan besar yang dibuat pasca
Nabi saw sampai hari ini pun masih hinggap dan bahkan menetas di jendela otak
kita??? Jadi, agama tidak pernah overdosis, yang overdosis itu
adalah pengikut agama. Hal ini diakibatkan karena ia berkonsoltasi dengan
"dokter-dokter gadungan" yang tidak mendapatkan sertifikal jaminan
halal dari "Pencipta Agama" (Allah SWT). Sebab-Musabab Timbulnya Overdosis Agama
Ada beberapa sebab yang melatarbelakangi munculnya sikap
ghulat dalam agama, di antaranya: 1- Minimnya pengetahuan terhadap agama. 2- Konsoltasi agama dengan "dokter-dokter
gadungan" (alias ulama-ulama su') yang bodoh, yang mengikuti hawa nafsu
dan tidak berhak berbicara atas nama agama. 3- Menolak pendapat lain sebelum menguji kebenaran atau
ketidakbenarannya. Dan ini bertentangan dengan pesan Al Qur'an seperti yang
termaktub dalam surah az-Zumar, ayat 18. 4- Campur tangan pihak luar Islam (seperti Yahudi dan
Amerika) dalam memunculkan "Islam yang overdosis" seperti kasus
Taliban yang jelas-jelas Islam boneka Amerika. 5- Sikap tidak puas dengan Islam yang berkembang sekarang.
Dan sebagai alternatif, muncullah Islam baru yang overdosis itu. 6- Akibat penolakan secara sempurna atau tidak terhadap
Islam yang orisinil yang dibawa oleh Nabi saw dan dilanjutkan oleh 12 Imam
Ahlulbait. Mencari Islam yang Pas Dosis
Islam yang tidak overdosis adalah Islam yang bersumber dari
mata air nubuwwah dan imamah. Islam yang tetesan hikmahnya mengalir dari rumah
suci Nabi Muhammad saw dan mutiara-mutiaranya tersimpan dalam lisan fasih putra
asuhan baitullah (Ali bin Abi Thalib, singa Allah). Inilah Islam yang
dokter-dokternya tidak pernah "memeras" dan "memerah" para
pasiennya. Inilah Islam yang para dokternya bekerja bukan untuk mengabdi kepada
uang tapi untuk menggapai ridha Allah SWT, "Kami bersedekah kepada kalian
bukan untuk mengharapkan upah namun untuk mendambakan ridha Allah." (QS.
Al Insan: 9) Inilah Islam yang diasuh oleh dokter spesialis lagi berpengalaman,
yang menantang para pasiennya sepanjang zaman bahwa semua penyakit dan problema
keagamaan kalian sudah aku temukan obatnya yang "ces pleng":
"Tanyalah kepadaku sebelum kalian kehilangan aku. Aku mengetahui rahasia langit
dan bumi. Aku mengetahui ayat yang turun di waktu malam atau siang, di daratan
atau di lautan." Inilah Islam yang bukan hanya "menyapa" akal
dengan begitu mesra dan lembut namun menempatkannya sebagai mitra abadi dalam
mempertahankan argumen-argumennya, sehingga lebih tahan banting dan tidak ada
ruang untuk menolaknya: "Apakah mereka meragukan keberadaan Tuhan?",
"Tidakkah mereka berpikir?" "Tidakkah mereka berakal",
"Datangkanlah bukti kalian, bila kalian merasa benar." Inilah Islam
yang para dokternya berjumlah 12 dari Ali sampai al Mahdi. Dan mereka semua
berguru secara langsung atau tidak kepada pendiri Universitas Islam, Nabi saw.
Kalau tidak belajar secara langsung kepada Rasul saw maka mereka hanya belajar
kepada ayahnya dan tidak pernah belajar sekiditpun kepada orang lain, karena
yang demikian itu diharamkan bagi mereka. Sebab, mereka adalah penerjemah
wahyu, tambang ilmu, tempat turunnya malaikat: "Kami Ahlulbait tidak dapat
ditandingi oleh siapapun (dalam hal ilmu dan ketakwaan)." Inilah Islam
yang Abu Hanifah dan Imam Malik bin Anas merasakan betapa nikmatnya dan
indahnya berguru kepada Abu Ja`far, Imam as Shadiq as. Bahkan Abu Hanifah
dengan tanpa sungkan-sungkan berkata: "Kalau tidak ada dua tahun (waktu
berguru kepada Imam Shadiq) maka Nu`man akan binasa." Inilah Islam yang
Imam Syafi`i berfatwa bahwa bila dalam tasyahud shalat tidak menyebut mereka
(Ahlulbait as) dalam shalawat maka shalatnya tidak sah. Inilah Islam yang
bunganya mekar dan semerbak karena syahadah agung Imam Husein di tanah tandus
Karbala. Inilah Islam yang tidak pernah berkompromi dan berkolusi dengan
pabrik-pabrik kebatilan, namun pelajaran Asyuranya menyatakan bahwa kematian
dalam kemuliaan lebih baik daripada kehidupan dalam kehinaan. Inilah Islam yang
ajarannya tidak mengenal ifrath (tidak mencapai batas yang diinginkan) dan
tafrith (melampaui batas yang dikehendaki) tetapi al-Amru bainal amrain
(mengambil jalan tengah yang proporsional: la jabar wala tafwidh. Inilah Islam
yang tidak hanya membuat orang baik secara individual namun pun saleh secara
sosial, bukan orang yang ahli ibadah namun ringan tangan kepada istrinya. Inilah Islam yang ajarannya tidak pernah menganggap Tuhan
agak bodoh dan kontradiksi karena di satu sisi Ia memerintahkan orang berbuat
baik namun di sisi lain bisa saja orang baik itu dimasukkan dalam neraka-Nya.
Inilah Islam yang bukan hanya membuat hati teduh namun juga membuat akal cerah.
Inilah Islam yang orisinil yang dibawa oleh Nabi saw dan dijaga oleh Ali.
Sekali lagi inilah Islam yang mencerahkan dan bukan me-ngerahkan (baca:
mengesalkan). DAN AKHIRNYA, INILAH ISLAM YANG TIDAK PERNAH OVERDOSIS TAPI PAS
DOSIS.[Islat] |