Antara Muhammad dan IbrahimTim Al-Balagh
Segera Yahudi itu menimpali, “Lihatlah Nabi Ibrahim
As, karena dia telah menge tahui Allah SWT dengan perenungan (i’tibar).
Pembuktiannya telah meliputi keimanan ter hadap-Nya.” Ali berkata, “Ya benar. Nabi Muhammad Saw telah diberi
sesuatu yang lebih dari itu. Beliau telah mengenal Allah Swt dengan i’tibar
sebagaimana Nabi Ibrahim As. Namun, Nabi Ibrahim As mengenal Allah da lam usia
lima belas tahun sementara Nabi Saw mengenal-Nya semenjak usia tujuh tahun. Per
nah sejumlah pedagang Nasrani datang. Mereka menurunkan dagangan mereka di
antara bukit Shafa dan Marwa.’ Sebagian dari mereka melihatnya, Muhammad Saw
lalu mereka menge tahui sifat, karakter, dan berita akan kebang kitannya
sebagai nabi dan mereka mengetahui beberapa mukjizatnya. Para pedagang Nasrani itu bertanya kepada Muhammad Saw
“Wahai bocah, siapa na mamu?” Beliau menjawab, “Muhammad.” Me reka bertanya,
“Siapa nama ayahmu?” Beliau menjawab, “Abdullah.” Mereka bertanya, “Apa nama
ini (mereka bertanya sambil menunjuk bumi)?” Beliau menjawab, “Bumi.” Mereka bertanya, “Apa nama itu (mereka bertanya sambil
menunjuk langit)?” Beliau men jawab, “Langit.” Mereka bertanya, “Siapa yang
menciptakan bumi dan langit?” Beliau menjawab, “Allah.” Lalu Muhammad Saw menyen
tak mereka, “Apakah kalian meragukanku ten tang Allah Swt? Celaka kamu, wahai
Yahu di.” Muhammad telah mengetahui Allah dengan i’tibar pada
saat kaumnya kufur, bersumpah dan menyembah patung-patung, tetapi beliau
berkata, “Tiada Tuhan selain Allah.” Dinukil dari Musa bin Ja’far, dari ayahnya Ja’far Shadiq,
dari ayah-ayahnya, dari al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, dikatakan bahwa
seorang Yahudi dari Syam pemah membaca Taurat, Zabur, Injil dan kitab-kitab
para nabi As, di samping itu ia juga banyak mengetahui argumentasi mereka.
Suatu hari orang ini datang ke sebuah majelis para sahabat Rasulullah Saw di
antara mereka ada Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan Abu Ma’bad al-Juhani. “Wahai umat Muhammad, kalian tidak tinggalkan satu derajat
atau satu keistimewaan yang ada pada seorang nabi melainkan kalian berikan pula
pada nabi kalian,” ujarnya. Lalu Yahudi itu bertanya, “Apakah kalian akan men
jawab pertanyaan-pertanyaanku ini?” “Benar,” jawab Ali “Tidaklah Allah SWT memberikan suatu
derajat dan keis timewaan kepada seorang nabi atau rasul me lainkan Allah
berikan juga semuanya kepada Nabi Muhammad Saw, bahkan Dia melebih kannya atas
para nabi berlipat ganda.” “Apakah Anda siap menjawab pertanyaan ku?” tanyanya. Ali menjawab, ‘Ya.’ Akan aku sebut di hadapanmu sekarang
juga tentang keistimewaan Muhammad sehingga kaum Muslimin bersorak ceria dan
orang-orang ragu-ragu tidak akan menyangsikannya lagi. Dan Rasulullah Saw pada
saat menyebutkan keistimewaan dirinya beliau selalu berkata, “tidak bermaksud
berbangga” (wa la fakhr).” Dan aku akan menyebutkan keistimewaan-keistimewaan
beliau tanpa menjatuhkan dan mengurangi kedudukan para nabi As. Namun, sekedar
untuk mensyukuri Allah Swt atas anugerah yang Dia berikan kepada Muhammad
seperti yang diberikan kepada para nabi bahkan Allah Swt melebihkan beliau.” Segera Yahudi itu menimpali, “Lihatlah Nabi Ibrahim As,
karena dia telah menge tahui Allah SWT dengan perenungan (i’tibar).
Pembuktiannya telah meliputi keimanan ter hadap-Nya.” Ali berkata, “Ya benar. Nabi Muhammad Saw telah diberi
sesuatu yang lebih dari itu. Beliau telah mengenal Allah Swt dengan i’tibar
sebagaimana Nabi Ibrahim As. Namun, Nabi Ibrahim As mengenal Allah da lam usia
lima belas tahun sementara Nabi Saw mengenal-Nya semenjak usia tujuh tahun. Per
nah sejumlah pedagang Nasrani datang. Mereka menurunkan dagangan mereka di
antara bukit Shafa dan Marwa.’ Sebagian dari mereka melihatnya, Muhammad Saw
lalu mereka menge tahui sifat, karakter, dan berita akan kebang kitannya
sebagai nabi dan mereka mengetahui beberapa mukjizatnya. Para pedagang Nasrani itu bertanya kepada Muhammad Saw
“Wahai bocah, siapa na mamu?” Beliau menjawab, “Muhammad.” Me reka bertanya,
“Siapa nama ayahmu?” Beliau menjawab, “Abdullah.” Mereka bertanya, “Apa nama
ini (mereka bertanya sambil menunjuk bumi)?” Beliau menjawab, “Bumi.” Mereka bertanya, “Apa nama itu (mereka bertanya sambil
menunjuk langit)?” Beliau men jawab, “Langit.” Mereka bertanya, “Siapa yang menciptakan
bumi dan langit?” Beliau menjawab, “Allah.” Lalu Muhammad Saw menyen tak
mereka, “Apakah kalian meragukanku ten tang Allah Swt? Celaka kamu, wahai Yahu
di.” Beliau telah mengetahui Allah dengan i’tibar pada saat
kaumnya kufur, bersumpah clan menyembah patung-patung, tetapi beliau berkata,
“Tiada Tuhan selain Allah.” Orang Yahudi berkata, “Nabi Ibrahim As telah terhijabi dari
mata Namrud sebanyak tiga kali.” Ali berkata, “Ya benar. Namun Nabi Muhammad Saw telah
terhijabi dari mata orang-orang yang hendak membunuhnya seba nyak lima kali.
Sama tiga jumlahnya dengan hijab yang dipasang untuk Namrud dan bah kan lebih
dua. Kelima hijab yang dimaksud adalah ketika Allah di hadapan
mereka, adalah hijab (penutup) yang pertama. “Dan dari belakang mereka, ” adalah
hijab yang kedua. Lalu Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat
melihat, (Qs. Yasin [36]:9) adalah hijab yang ketiga. Hijab yang keempat adalah
firman Allah Swt yang menegaskan, Dan jiku kamu membaca Al-Qur’an, Kami jadikan
di antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman dengan akhirat sebuah hijab
yang menutupi, (Qs. al-Isra’ [17]: 45) Sedangkan hijab yang kelima adalah firman Allah Swt yang
berbunyi, Sesungguhnya Kami telah memasang be lenggu di leher mereka, lalu
tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu me reka tertengadah. (Qs.
Yasin [36]: Orang Yahudi berkata, “Sesungguhnya Nabi Ibrahim As telah
membungkam mulut orang ka fir dengan kenabiannya.” Ali berkata, “Benar! Pernah Nabi Muhammad Saw didatangi
orang yang men dustakan hari kebangkitan setelah kematian, orang itu adalah
Ubai bin Khalaf al-Jumahi, dia membawa tulang yang hancur lalu berkata, “Wahai
Muhammad, siapakah yang akan meng hidupkan kembali tulang belulang ini padahal
sudah hancur?” Lalu Allah menurunkan atas Muhammad sebuah ayat yang membungkam
mulut orang itu, Yang akan menghidupkannya kembali ada lah Yang menciptakannya
pertama kali. Dia Maha Mengetahui akan segala sesuatu. (QS. Yasin [36]: 79) Akhirnya orang itu diam seribu basa dan berlalu dari tempat
itu. Orang Yahudi berkata, “Nabi Ibrahim telah menghancurkan patung-patung
kaumnya dengan marah karena Allah Swt.” Ali berkata, “Ya benar. Nabi Muhammad Saw telah merobohkan
tiga ratus enam puluh patung di dalam Ka’bah dan mem bersihkan semenanjung
Arabia dari patung-pa tung serta mengalahkan orang-orang yang me nyembah patung
dengan pedang.” Orang Yahudi berkata, “Nabi Ibrahim As pernah dilemparkan
oleh kaumnya ke dalam api, tetapi dia pasrah dan sabar, akhirnya Allah
menjadikan api itu dingin dan menyelamatkan nya. Apakah Allah berbuat yang sama
terhadap Muhammad?” Ali berkata, “Ya benar. Ketika Nabi Muhammad pergi ke
Khaibar, seorang wanita Khaibar meracuninya, tetapi Allah men jadikan racun itu
dingin (tidak bereaksi) di da lam perutnya sampai akhir ajalnya. Padahal racun
itu, jika berada di dalam perut akan mem bakar seperti api membakar. Itu adalah
kekua saan-Nya, janganlah kamu mengingkarinya.” [Sumber: www.wisdoms4all.com] |