Hadis TsaqalainDeprecated: Function eregi_replace() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 99 Deprecated: Function split() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 103 Hadis tsaqalain adalah salah satu hadis yang tergolong
mutawatir dan makruf di kalangan fariqain, Sunni-Syiah. Bahwa wajib
mengikut kepada Ahlulbait Rasulullah tercantum jelas dan tegas dalam hadis ini.
Kami persembahkan hadis ini kepada para mereka yang berpikir kritis dan
dahaga terhadap realitas sebenarnya. Selamat mengkaji! Hadis Tsaqalain
Nabi Saw bersabda, �Sesungguhnya aku meninggalkan kepada
kalian tsaqalain (dua peninggalan yang sangat berharga). yaitu: Kitabullah
(al-Quran) dan keturunanku Ahlulbaitku, selama kalian berpegang teguh kepada
keduanya nisacaya kalian tidak akan sesat selamanya.� Hadis di atas sangat terkenal sehingga tidak perlu lagi
disebutkan sumbernya karena ia diriwayatkan oleh dua golongan, Ahlus Sunnah dan
Syi�ah, dan keduanya pun mengakui kesahihan hadis tersebut. Hadis ini
dikenal oleh kalangan khusus dan umum, bahkan dihafal oleh anak kecil, orang
besar, alim, dan orang bodoh sekali pun. Akan tetapi, para perawi berselisih dalam redaksi hadis yang
mulia ini, namun perselisihan ini tidak mengubah makna dan substansi hadis
tersebut. Perbedaan ini membuktikan bahwa Rasulullah Saw mengucapkan
sabdanya tersebut dalam beberapa tempat dan kesempatan, sebagaimana banyaknya
perawi hadis tersebut menunjukkan bahwa beliau mengucapkan sabdanya tersebut
dalam beberapa tempat yang berbeda. Di antaranya, ketika Nabi Saw melaksanakan Haji Wada� pada hari Arafah di
hadapan kumpulan orang banyak; dan juga pada hari Ghadir Khum dalam
khutbahnya yang terkenal itu; dan di antaranya pula, ketika ia sakit menjelang
kewafatannya, yaitu ketika ia berwasiat bagi umatnya.[1] Kami akan menyebutkan kepadamu wahai pembaca yang budiman,
sebagian Imam Ahlus Sunnah yang meriwayatkan hadis tsaqalain tersebut di dalam
kitab-kitab sahih mereka, sunan, musnad, tafsir, sejarah, dan lainnya, dengan
sanad dan jalur yang beragam agar menambah kejelasan dan ketenangan. Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam Musnad-nya dari Abu Sa�id al-Khudri dari Nabi
Saw, ia bersabda, �Sesungguhnya telah dekat bagiku untuk dipanggil (Tuhanku), aku pun
akan memenuhi panggilan itu. Dan sesungguhnya aku tinggalkan tsaqalain (dua
peninggalan yang sangat berharga) kepada kalian, yaitu: Kitabullah �Azza wa Jalla dan
keturunanku. Kitabullah adalah tali (Allah) yang terbentang dari langit ke
bumi, dan keturunanku Ahlulbaitku. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui telah
memberi tahuku bahwa keduanya tidak akan berpisah sehingga keduanya berjumpa
denganku di Haudh. Oleh karena itu, perhatikanlah kalian dalam memperlakukan
keduanya sepeninggalku. �[2] Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan dalam sumber yang sama,
halaman 26, dari Abu Sa�id al-Khudri hadis yang lain. Demikian juga pada halaman 59, dari
Abu Sa�id al-Khudri hadis yang lain. Ia juga meriwayatkan pada juz keempat, halaman 367, dari
Zaid bin Arqam hadis yang lain. Disebutkan dalam Shah�h Muslim bahwa Nabi Saw bersabda, �Dan aku tinggalkan
kepada kalian tsaqalain (dua peninggalan yang berharga), salah satunya adalah
Kitabullah (al-Qur�an) yang dalamnya mengandung petunjuk dan cahaya. Ambillah kitabullah
itu dan berpegang teguhlah kepadanya,� ia menganjurkan dengan dorongan
yang kuat agar umatnya berpegang teguh kepada Kitabullah. Kemudian ia bersabda,
�Dan Ahlulbaitku, aku
mengingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlulbaitku, aku ingatkan kalian kepada
Allah tentang Ahlulbaitku.�[3] Imam Muslim juga menyebutkan hadis yang lain (berkenaan
dengan perintah berpegang teguh pada al-Quran dan Ahlulbait) dalam Shah�h-nya,jil. 7, halaman
122. Al-Muttaqi al-Hindi meriwayatkan dalam Kanzul �Ummal[4] hadis yang redaksinya hampir sarna
dengan yang diriwayatkan oleh Muslim sebelum ini. Di dalam Shah�h at-Tirmidzi diriwayatkan dari Jabir bin
�Abdillah AI-Anshari yang
berkata, �Aku melihat Rasulullah Saw. di dalam Haji Wada� (Haji Perpisahan) di
atas untanya �AI-Qushwa� (nama unta Rasulullah Saw.)�, beliau berkhutbah. Aku mendengar beliau
bersabda, �Ayyuhannas, sesungguhnya aku telah tinggalkan kepada kalian, yang
apabila kalian berpegang teguh dengannya, kalian tidak akan tersesat, yaitu:
Kitabullah (Al-Quran) dan keturunanku Ahlulbaitku.�[5] At-Tirmidzi juga menyebutkan di dalam Shah�h-nya dari Zaid bin
Arqam bahwa Rasulullah Saw bersabda, �Sesungguhnya aku meninggalkan kepada
kalian, yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak
akan tersesat sepeninggalku. Salah satunya lebih agung daripada yang lainnya,
yaitu: Kitabullah (al-�Quran), ia adalah tali yang terbentang dari langit ke bumi, dan
keturunanku Ahlulbaitku. Keduanya (al-Quran dan Ahlulbait) tidak akan pernah
berpisah sehingga berjumpa denganku di telaga Haudh. Oleh karena itu,
perhatikanlah bagaimana kalian memperlakukan keduanya sepeninggalku.� At- Tirmidzi berkata setelah meriwayatkan hadis tersebut, �Hadis ini adalah hadis
hasan.� Ath-Thabari meriwayatkan hadis ini di dalam Dzakh�irul �Uqb�, halaman 16. AI-Hakim
meriwayatkannya dalam al-Mustadrak dari Zaid bin Arqam bahwa Nabi Saw bersabda
pada Haji Wada�, �Sesungguhnya aku telah tinggalkan kepada kalian tsaqalain (dua
peninggalan yang sangat berharga), yang salah satu dari keduanya lebih besar
daripada yang lain: Kitabullah (al-Quran) dan keturunanku. Oleh karena itu,
perhatikanlah kalian dalam memperlakukan keduanya sepeninggalku. Sebab,
sesungguhnya keduanya tidak akan pernah berpisah sehingga berjumpa denganku di
Haudh.�[6] Al-Hakim juga meriwayatkan hadis ini dalam al-Mustadrak,
halaman 148 dan 532, dan setelah menyebutkan hadis tersebut, ia berkata, �Hadis ini sahih sesuai
syarat (yang ditetapkan oleh) al-�Bukhari dan Muslim.� Adz-Dzahabi juga meriwayatkan hadis tersebut dalam Talkh�sh al-Mustadrak.
AI-Qunduzi al-Hanafi meriwayatkan hadis tsaqalain ini dalam Yan�bi�ul Mawaddah. Dan ia juga meriwayatkan, halaman 36, dari Imam �Ali ar-�Ridha As sesungguhnya ia
berkata tentang al-�itrah (keturunan Rasulullah Saw.) ini, �Dan mereka inilah yang
telah disabdakan oleh Rasulullah Saw, �Sesungguhnya aku meninggalkan kepada
kalian tsaqalain (dua peninggalan yang sangat berharga), yaitu: Kitabullah
(al-Quran) dan Itrah (Ahlulbaitku). Ketahuilah! Sesungguhnya keduanya (al-Quran
dan Ahlulbait) tidak akan pernah berpisah sehingga keduanya berjumpa denganku
di Haudh. Oleh karena itu, perhatikanlah dalam memperlakukan keduanya
sepeninggalku. At-Tirmidzi berkata setelah meriwayatkan hadis tersebut, �Hadis ini adalah hadis
hasan.� Ath-Thabari meriwayatkan hadis ini dalam Dzakh�irul �Uqb�, halaman 16.
Al-Hakim meriwayatkannya dalam al-Mustadrak dari Zaid bin Arqam bahwa Nabi Saw
bersabda pada Haji Wada �Sesungguhnya aku telah meninggalkan kepada kalian tsaqalain (dua
peninggalan yang sangat berharga), yang salah satu dari keduanya lebih besar
daripada yang lain: Kitabullah (AI-Quran) dan keturunanku. Oleh karena itu,
perhatikanlah kalian dalam memperlakukan keduanya sepeninggalku. Sebab,
sesungguhnya keduanya tidak akan pernah berpisah sehingga berjumpa denganku di
Haudh..� Al-Hakim juga meriwayatkan hadis ini dalam al-Mustadrak,
halaman 148 dan 532, dan setelah menyebutkan hadis tersebut, ia berkata, �Hadis ini sahih sesuai
syarat (yang ditetapkan oleh) al-Bukhari dan Muslim.� Adz-Dzahabi juga meriwayatkan hadis tersebut dalam Talkh�sh al-Mustadrak. AI-Qundfizi
al-Hanafi meriwayatkan hadis tsaqalain ini dalam Yand�i�ul Mawaddah. Dan ia juga meriwayatkan, halaman 36, dari Imam �Ali ar-�Ridha As sesungguhnya ia
berkata tentang al- �itrah (keturunan Rasulullah Saw.) ini, �Dan mereka inilah yang
telah disabdakan oleh Rasulullah Saw., �Sesungguhnya aku meninggalkan kepada
kalian tsaqalain (dua peninggalan yang sangat berharga), yaitu: Kitabullah
(al-Quran) dan keturunan (itrah) Ahlulbaitku. Ketahuilah! Sesungguhnya keduanya
(al-Quran dan Ahlulbait) tidak akan pernah berpisah sehingga keduanya berjumpa
denganku di Haudh. Oleh karena itu, perhatikanlah kalian dalam memperlakukan
keduanya sepeninggalku. Ayyuhannas, janganlah kalian mengajari mereka karena
sesungguhnya mereka itu lebih tahu daripada kalian.� Ibn Katsir meriwayatkan hadis tsaqalain ini dalam Tafsir�-nya, jil. 3, halaman
486. Ibn Hajar meriwayatkan dalam Shaw�iq-nya hadis tsaqalain ini dengan jalur
riwayat yang banyak, dan pada Bab Kesebelas dalam kitab tersebut, ia berkata, �Ketahuilah! Sesungguhnya
hadis yang memerintahkan (kaum Muslim) berpegang teguh pada Kitabullah dan
Ahlulbait Nabi Saw itu mempunyai jalur riwayat yang banyak, ia diriwayatkan
oleh lebih dari dua puluh sahabat Nabi Saw. Dalarn suatu riwayat, ia
mengucapkan hadisnya tersebut pada waktu Haji Wada� di �Arafah; dalam riwayat
lain, ia sabdakan di Madinah, yaitu ketika ia sakit parah dan di kamarnya yang
ketika itu para sahabatnya berkumpul; dalam riwayat lain, ia mengucapkannya di
Ghadir Khum; dan pada riwayat yang lain, beliau mengucapkannya ketika ia
berkhutbah sepulangnya ia dari Thaif. Riwayat-riwayat tersebut sama sekali tidak bertentangan
karena sangat mungkin Nabi Saw mengulangi sabdanya tersebut kepada para
sahabatnya di beberapa tempat yang berbeda. Sebab, ia sangat memperhatikan hal
yang sangat penting tersebut, yaitu: al-Quran dan al- �itrah ath-thahirah
(keturunan Nabi Saw yang suci).� Di dalam T�rikh al-Ya�qubi disebutkan bahwa Nabi Saw bersabda, �Ayyuuhannas,
sesungguhnya aku akan mendahului kalian (menghadap Tuhanku), sedangkan kalian
akan mendatangiku di Haudh. Dan sesungguhnya aku akan menanyakan kepada kalian
tentang tsaqalain (dua peninggalan yang sangat berharga). Oleh karena itu,
perhatikanlah dalam memperlakukan keduanya sepeninggalku: Para sahabat bertanya, �Apakah itu tsaqalain wahai Rasulullah?� Rasulullah Saw menjawab, �Tsaqal (peninggalan yang sangat berharga)
yang salah satunya adalah Kitabullah, ujung talinya yang satu berada di tangan
Allah, sedangkan ujung yang satunya lagi berada di tangan kalian. Maka, berpegang
teguhlah kalian dengannya, janganlah kalian sampai tersesat dan jangan pula
mengubahnya. Dan Keturunanku Ahlulbaitku.� Masih banyak para imam hadis yang meriwayatkan hadis
tsaqalain ini, di antara mereka adalah: Ad-Darimi dalam Sunan-nya,jil. 2, halaman 432. An-Nasa�i dalam Khash� �ish-nya, halaman 30. AI-Kanji asy-Syafi�i dalam Kif�yatuth Th�lib, Bab Pertama,
halaman 2. Abu Dawud dan Ibnu Majah al-Quzwaini dalam kitab keduanya. Abu Na�im aI-Ishfahani dalam Hilyah-nya, jil. I, halaman 355. Ibnu al-Atsir dalam Asadul Gh�bah, jil. 2, halaman 12,
dan jil. 3. halaman 147. Ibn �Abdi Rabbih dalam AI-�lqdul Farid, jil. 2, halaman 158 dan 346. Ibn AI-Jauzi dalam Tadzkiratul Khaw�sh, bab kedua belas,
halaman 332. Al-Halibi asy-Syiifi�i dalam lns�nul �Uy�n, jil. 3, halaman 308. Ats-Tsa�iabi dalam al-Kasyfu wal Bay�n tentang tafsir ayat
al- i�tish�m dan tafsir ayat ats-tsaqal�n. AI-Fakhrur Razi dalam Tafsir-nya, jil. 3, halaman 18,
tentang tafsir ayat al-i�tish�m. An-Naisaburi dalam Tafsir-nya, jil. I, halaman 349, tentang
tafsir ayat al-i�tish�m. Al-Khazin dalam Tafsir-nya, jil. I, halaman 257, tentang
tafsir ayat al-a�tish�m, dan dalam jil. 4, halaman 94, tafsir ayat al�-mawaddah. Dan tentang
tafsir ayat, ar-rahman. Ibn Katsir ad-Dimasyqi dalam Tafsir-nya, jil. 4, halaman
113, tentang tafsir ayat al-mawaddah., dan jil. 3, halaman 485, tentang tafsir
ayat at-tathhir, dan juga dalam T�rikh-nya, jil. 5, tentang hadis Ghadir
Khum. Ibn Abil Hadid dalam Syarh Nahjul Bal�ghah, jil. 6, halaman
130, tentang makna al- �itrah. Asy-Syablanji dalam Nurul Absh�r, halaman 99. Ibn Shibagh al-Maliki dalam al-Fushulul Muhimmah, halaman
25. Al-Hamuyini dalam Far�idus Simthain dengan sanadnya dari Sa�id bin Jubair dari Ibnu �Abbas. Dan al-Baghawi asy-Syafi�i dalam Mash�bilush Sunnah, jil. 2,
halaman 205-206. Al-Imam Syarafuddin al-Musawi Ra berkata dalam kitabnya
al-Mur�ja��t (Dialog Sunnah Syi�ah), halaman 22, �Hadis yang menunjukkan
keharusan berpegang teguh kepada tsaqalain (al-�Quran dan Ahlulbait)
adalah hadis yang sahih, bahkan mutawatir, yang diriwayatkan oleh lebih dari
dua puluh sahabat. Rasulullah Saw telah menyampaikan hadis tersebut dalam
beberapa tempat dan kesempatan. Nabi Saw pernah menyampaikan hadis tsaqalain itu pada hari
Ghadir Khum, ia juga pernah menyampaikannya pada hari Arafah pada waktu Haji
Wada�, pernah ia sampaikan sepulang dari Thaif, pernah ia sampaikan di
atas mimbarnya di Madinah, dan pernah juga ia sampaikan di kamarnya yang
diberkati, yang ketika itu ia sedang sakit dan kamarnya waktu itu dipenuhi oleh
para sahabat. Ia bersabda, �Ayyuhannas sudah dekat saatnya nyawaku akan
dicabut dengan cabutan yang cepat, lalu aku pun akan meningalkan kalian.
Sungguh, aku telah memberikan nasihat kepadamu. Maafkanlah aku. Ketahuilah!
Sesungguhnya aku telah tinggalkan kepadamu Kitabullah dan Itrah Ahlulbaitku.� Kemudian ia meraih tangan �Ali dan mengangkatnya,
ia bersabda, �Ali bersama al-Qur�an dan al-Qur�an bersama �Ali, keduanya tidak akan
berpisah sehingga berjumpa denganku di Haudh.� Hadis ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani, an-Nabhani dalam
Arba�inal Arb�i�in, dan as-Suyuthi dalam Ihy�ul Mayyit. Dan engkau tahu bahwa khutbah Rasulullah Saw, itu tidaklah
terbatas pada kalimat itu saja. Sebab, tidaklah mungkin dikatakan kepada orang
yang hanya mengucapkan kalimat pendek seperti itu bahwa ia berkhutbah kepada
kami. Akan tetapi, politik sungguh telah mengunci lisan para perawi hadis dan
menahan pena para penulis. Kendati demikian, setetes air dari lautan tersebut
telah memadai dan mencukupi, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam. Ihwal hadis tsaqalain, al-Allamah al-Hujjah al-Kabir
as-Sayid Hasyim al-Bahrani menyebutkan dalam bukunya Ghayatul Maram, hal. 211,
tiga puluh sembilan jalur riwayat dari Ahlus Sunnah, sebagaimana ia
menyebutkannya dalam buku yang sama, hal. 217, delapan puluh dua jalur riwayat
dari Syi�ah dari Ahlulbait. Hadis tsaqalain ini juga disebutkan oleh as-Sayid al-Ajal
al-Mubajjal (yang diagungkan) al-Imam al-Akbar pemuka mazhab Ahlulbait Ayatullah
al-Uzmah as-Sayid Mir Hamid Husain an-Naisaburi, kemudian al-Hindi, dalam �Aqab�t-nya. Masih banyak lagi yang meriwayatkan hadis tsaqalain ini,
bahkan jumlah mereka mencapai sekitar dua ratus ulama dari berbagai mazhab, dan
lebih dari tiga puluh sahabat Nabi Saw, yang seluruhnya meriwayatkan hadis
tersebut dari Nabi Saw. Aku katakana, siapa saja yang berpikiran jernih dan
objektif, niscaya ia akan mengakui kesahihan hadis tsaqalain tersebut, yang
menunjukkan bukti yang nyata dan jelas atas kekhalifaan Amirul Mukminin �Ali bin Abi Thalib As
dan anak keturunannya, sebelas Imam Maksum. Sebab, Nabi Saw, telah
menyandingkan mereka (Ahlulbait) dengan al-Qur�an. Al-Qur�an adalah rujukan utama
bagi umat Islam, tidak ada yang meragukan hal itu, dari mulai awal dakwah
sampai akhir dunia, demikian juga �Ali dan anak keturunannya yang diberkati,
sebelas Imam Ahlulbait As. Rasulullah Saw juga telah menjadikan berpegang teguh kepada
keduanya, al-Qur�an dan Ahlulbait, sebagai syarat terbebas dari kesesatan,
sedangkan barangsiapa yang berpaling dari keduanya, niscaya akan celaka dan
binasa. Oleh karena itu, ia menyandingkan Ahlulbait dengan al-Qur�an dan memerintahkan
umatnya untuk berpegang teguh kepada keduanya secara bersamaan. Dengan
demikian, tidak diperbolehkan bagi kaum Muslimin untuk hanya mengikuti salah
satu dari keduanya dan meninggalkan yang lainnya. Oleh karena itu, setiap Muslim dan Muslimah wajib berpegang
teguh kepada tsaqalain, al-Qur�an dan Ahlulbait, secara bersamaan; bukan hanya
mengikuti al-Qur�an lalu meninggalkan Ahlulbait, atau sebaliknya. Al-Qur�an dan Ahlulbait
merupakan satu tali ikatan yang kuat, yang tidak mungkin diputuskan di antara
keduanya, satu sama lainnya saling bergandengan erat. Akan tetapi Ahlulbait
adalah lisan yang berbicara, sedangkan al-Qur�an diam, tidak berbicara. Kita tidak akan mampu berpegang teguh kepada al-Qur�an, tanpa melalui jalan
Ahlulbait. Lantaran, pengetahuan tentang al-Qur�an, seperti menyingkap
rahasia-rahasianya, membedakan antara yang muhkam dan mutasyabihat, dan nasikh
dan mansukhnya tidak akan benar, kecuali dengan keterangan dan penjelasan
mereka. Oleh karena itu, mengikuti keduanya secara bersamaan adalah jalan
keselamatan, tidak ada keraguan tentang hal itu. Adapun orang yang berpaling dari keduanya, atau salah satu
darinya, ia akan binasa dan merugi, ia tidak akan mendapatkan keselamatan.
Lantaran, Rasulullah Saw sendiri yang memerintahkan umatnya untuk berpegang
teguh kepada keduanya secara bersama-sama, sedangkan ia tidaklah pernah
memerintahkan atau melarang sesuatu yang sia-sia. Ia tidaklah mengucapkan
sesuatu mengikuti hawa nafsunya, ucapannya itu tidak lainya hanyalah wahyu yang
diwahyukan kepadanya. Oleh karena itu, merupakan keharusan dan kewajiban
berpegang teguh kepada al-Qur�an dan Ahlulbait Nabi Saw yang telah disucikan,
demi mendapatkan keselamatan dan keberuntungan yang besar serta kenikmatan yang
abadi. Imam Syarafuddin al-Musawi berkata dalam al-Mur�ja��t (Dialog Sunni-Syiah),
hal. 23 (dalam edisi Arabnya), �Sesungguhnya pemahaman (yang benar) dari sabda
Nabi Saw, �Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian, yang apabila kalian
berpegang teguh kepada keduanya, niscaya kalian tidak akan tersesat, yaitu
Kitabullah dan Itrahti (keturunanku),� adalah siapa saja yang tidak berpegang
teguh kepada keduanya secara bersamaan, niscaya ia akan tersesat. Hal ini dikuatkan dalam sabda Nabi Saw, ihwal hadis
tsaqalain yang diriwayatkan oleh ath-Thabarani, ia bersabda, �Janganlah kalian
mendahului keduanya sehingga kalian akan binasa, janganlah kalian tertinggal
dari keduanya sehingga kalian akan binasa, dan janganlah kalian mengajari
mereka karena sesungguhnya mereka itu lebih tahu daripada kalian.� Ibnu Hajar berkata, �Sabda Rasulullah Saw, Janganlah kalian
mendahului keduanya sehingga kalian akan binasa, janganlah kalian tertinggal
dari keduanya sehingga kalian akan binasa, dan janganlah kalian mengajari
mereka karena sesungguhnya mereka itu lebih tahu daripada kalian,� menunjukkan bahwa
mereka (Ahlulbait) harus didahulukan dalam kedudukan-kedudukan yang tinggi dan tugas-tugas
keagamaan��[7] Aku katakan, �Sesungguhnya Rasulullah Saw menamakan
keduanya (al-Qur�an dan Ahlulbait) �tsaqalain� lantaran keduanya sangat penting dan
sangat berharga. Dalam bahasa Arab, sesuatu yang sangat serius dan agung serta
sangat berharga nilainya biasanya disebut sebagai �tsaqal.� Sebab berpegang teguh
kepada keduanya bukanlah perkara yang mudah dan sederhana. Beramal dengan apa
yang telah diwajibkan Allah Swt berkenaan dengan hak-hak keduanya sangatlah
berat, di antaranya Ibnu Hajar dalam ash-Shaw�iq, bab �wasiat Nabi Saw� dan juga as-Suyuthi. Oleh karena itu, hal itu menunjukkan bahwa khilafah dan
imamah terbatas pada mereka saja. Semoga Allah Swt merahmati orang yang
melantunkan syair ini: Mereka (Ahlulbait) sejajar dengan Kitabullah Hanya saja, Kitabullah itu diam sedangkan mereka itu kitab
yang berbicara Hadis tsaqalain ini juga dapat dijadikan dalil kemaksuman
Ahlulbait, sebagaimana al-Qur�an merupakan kitab yang maksum, tidak ada
keraguan tentang kemaksumannya. Sebab, Nabi Saw telah memerintahkan umatnya
untuk merujuk kepada mereka sepeninggalnya, yang hal ini tidak terwujud kecuali
terhadap orang-orang yang telah dipelihara Allah Swt dari kesalahan dan dosa. Kemaksumam mereka (Ahlulbait) juga merupakan petunjuk jelas
bahwa khilafah dan imamah hanya berlaku bagi mereka karena ia merupakan syarat
dalam khilafah dan imamah. Sedangkan orang-orang selain mereka tidaklah maksum
dari kesalahan dan dosa, sebagaimana disepakati oleh kaum Muslimin. Hadis, Sanad dan Perawi
Hadis Tsaqalain
Berikut ini, dengan kesempatan dan ruang yang terbatas, kami
hadirkan teks arab, sanad dan perawi hadis ini. Hadis ini juga dapat Anda
search di Google, dengan kata kunci, hadis tqasalain. Semoga bermanfaat! - �� ���� ����� ��� ���� ���� ���� ���� ��� ���� �� �������� ���� �� �������� ����� � �� ���� ����� ��� ���� ���� �� �� ����� �� �� ����� : ���� ���� ������ ��� ����. ����� ������� �������� �� ���� . ����� ����� ������ ������ �� ��� ��� �������� ������� ������ �� ��� ������ � 44 �� ���� �����. - ���� ��� ���� ���� ���� ���� : � ��� ���� ���� ������� : ���� ���� ��� ����� �� ��� ������ ������ � �� �� ��� ������ ��� ����� ������ ��� ���� � ������ �� ������ ��� ���� ��� �����<< ����� ������ ���� �� ���� ��� �� ���� ������� ������ ������ �� ��� ���� 182 � ������� �� ��� ���� 189 �� ����� ������ �� ����� . ������ �������� �� ������ �� ��� �� ���� ���� ��� ������ 873 �� ������ ����� � 44 �� ���� �����. ���� ��� ��� ���� ���� ���� ���� �� ��� ������ � ���� ���� �� � ��� ������ ����� ���� : � ���� ���� ����� ��� �� ���� ���� ������� � ������ ���� �� ����� : ���� ���� ����� ������ � ������� ��� ������� ����� � ������ �� ������ ��� ���� ��� ����� . �� ��� � : �� ���� ����� ����� � ���� ���� �� ���� � �� ��� ��� ��� ���� � : �� ��� ����� ���� ���� � ����� ��� �� ����� � ���� �� ����� � ������ ����� (1)����� ������ �� ��� �� ���� ������ �� ���� 109 �� ����� ������ �� �������� �� ��� ��� ���� ���� ��� ��� ������� ��� ������ ����� . ������ �� ���� ��� �� ��� �� ���� �� � 533 �� ����� ������ �� �������� �� ��� ��� ���� ��� ������� ��� ������ � ��� : ������ ������ �� ������ ������ ����� . ��� ������� �� ���� ��� : � ����� ���� ���� ������� ���� : ���� ���� ��� �� ������ � ����� : ��� �� ���� ���� � ��� ���� ������ �� ����� : ������ ������ � ����� �������� ��� �� ������ �������� �������� � ��� ����� ����� ������� . ���� ���� �� ����� ��� ���� ���� ���� ���� ����� �� ��� ������ ��� ��� ������ � ���� �� ���� ��� ����� ����� ��� ����� � ��� ������� �� ������ ���� �������� ����� ����� �������� � ��� ��� ��� ��� ������ �� ��� ����� � ������� �� ��� ����� ����� ����� ������ ��� ���� ���� ������� �� ������� Para Perawi Hadis Tsaqalain dari
kalangan Sahabat
1 � ������������ ��� �� ��� ���� ( � ) . 23 � ���� �� ����� . ���� �������� ��: ����� ������� ( ���� ������� ) � 1 �� 2 � ���� ��� ���� �� 15 � 179 � 180 � ��� ���� ������ � ������ ����� ������ ������� � 2 � 278 . � ����� ��� �� ��� ���� ���� �������� ������� � 236 � 284. �� ��� �� ���� ��� : ��� ���� ���� (�)� : � ��� ���� ���� ���� ����� : ������ ���� ���� ����� ( ��� �� ��� ������ �� ��� ) ����� �� ��� ���� � ����� � ��� : �� � ���� ���� �� ������ ���� �� ����� ����� �� ����� �� ������ ����� ��� ����� . .. ��� � . � ���� ��� ���� �� 15 � 181 � ��� ���� ������ . � �������� �� 89 � �������� ���� � ����� ������� � 2 � 250 � 520. ��� �� ������� �� ���� : � ��� ���� ���� �� �� ������ �� �� ����� ���� ���� ������ � ���� �� ���� �� �� ������ ���� ��� ��� �� ���� . ����� ��� ���� ��� ���� ���� ���� �� ���� ������� ��� �������� : � ��� �������� ������� � ��� ������ ���� ������� � ��� ������� ����� ���� ���� �. ��� ��� ��� : � ��� ���� ��� ���� ���� ���� ���� � ��� ������� ������� � ��� ������ ���� ������� � ��� ������� ����� ���� ���� � ���� ��� �� �� ���� ���� ������� ������ �������� ������� ��� ����� ��� ���� � ��� ��� ����� . ������ �� ��� ���� ����� ��� � 136 �� �������. |