Esensi Ilmu dalam Pandangan Al-Quran (1)Deprecated: Function eregi_replace() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 99 Deprecated: Function split() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 103 Dalam rangka menjabarkan konsep umum pengetahuan dalam Al-Quran, makalah ini selain menelaah kritis dasar-dasar dan dampak-dampak dari ilmu modern yang sudah teruji, juga akan mendeskripsikan asas-asas dan kriteria-kriteria ilmu dari sudut pandang Al-Quran yang merupakan hasil dari elaborasi indera, empiris, iman, akal, dan takwa. Abstrak Untuk mempersiapkan kondisi yang relevan dengan pembahasan logis mengenai reproduksi ilmu, perlu diulas terlebih dahulu dasar-dasar konseptualnya (mabadi tashawwuriyyah), termasuk definisi ilmu itu sendiri. Bertolak dari harapan membangun surga di bumi, manusia kontemporer bergerak maju dengan berlandas pada pengetahuan alam dan lalai akan asas-asas spiritual pemikiran serta peradaban. Akan tetapi, kini terlantar dengan terjadinya perkembangan berbagai ilmu dan badai krisis yang tak terbilang. Dengan kemenangan Revolusi Islam di Iran dan hidupnya pemikiran religius yang dinamis, muncul dasar-dasar baru untuk kelahiran ilmu dan terciptanya peradaban islami. Karena itulah sangat urgen menyoal esensi ilmu menurut Al-Quran yang banyak ditekankan dalam kitab samawi ini. Melalui pemaparan seputar teori komprehensif pengetahuan dalam Al-Quran, makalah ini akan mengkritisi landasan dan dampak ilmu-ilmu modern, lalu mengemukakan dasar-dasar dan ciri-ciri khas ilmu dari sudut pandang Al-Quran yang merupakan hasil dari elaborasi indera, empiris, iman, akal dan takwa. Pendahuluan Revolusi Islam Iran telah mampu mengalihkan perhatian dunia kepada agama serta dampak-dampak vitalnya bagi umat manusia. Hal ini terjadi pada saat kekuatan-kekuatan adidaya yang angkuh Barat dan Timur tengah dilanda berbagai krisis serius. Kehidupan dan peradaban yang dilandaskan pada pemikiran sekuler telah memasuki jalan buntu hingga tidak mungkin lagi ditempuh. Bahkan sampai sekarang pun, mereka bukan hanya tidak menemukan jalan keluar, justru setelah tumbangnya adidaya Timur, belombang krisis semakin bermunculan di dunia Barat. Semua kekacauan dan kebingungan ini akibat dari dari interpretasi dan pemahaman keliru dunia Barat mengenai manusia. Manusia adalah makhluk spiritual dan khalifah Tuhan di muka bumi; seluruh aspek kehidupan dan eksistensinya harus dibina dengan memperhatikan kenyataan dirinya. Pengetahuan manusia juga tidak keluar dari hukum ini. Oleh karena itu, jika pengetahuan dibangun di atas dasar spiritual, yaitu antropologi ilahi dan pandangan dunia agama, maka akan tengak tangga perkembangan dan kemajuan manusia dalam kehidupan individu dan sosial. Dalam kerangka inilah manusia dapat menggunakan berbagai fasilitas epistemologisnya dalam mengenal dan mengekspoitasi jagad raya. Jika tidak demikian, pengetahuan pada dasarnya hanyalah imajinasi yang sistematis tak ubahnya dengan tangga yang rapuh; seseorang boleh jadi naik beberapa langkah, akan tetapi akan terbanting ke tanah dengan keras. Manusia era modern di tengah pandangan materilistis terhadap kehidupan dan dan peradabannya telah menempuh jalan kedua dan, dengan kefatamorganaan ilmu-ilmu sekulerisme, tak berdaya dalam kekecewaan menanti surga di bumi dan mimpi-mimpi Era Pencerahan. Revolusi Islam meletus di masa-masa ketakberdayaan dan kemunculan beragam kontradiksi serta tantangan modernism, sekaligus mengajukan proposal unik bagi tata kehidupan dan peradaban manusia. Untuk mengubah budaya Islam menjadi sebuah peradaban yang dinamis, maka harus ditiupkan ruh nilai kultural ke dalam jantung struktur fisik peradaban Islam. mata rantai tengah ini, sebagai perangkat lunak bagi perangkat keras peradaban,tidak lain adalah ilmu pengetahuan. Tidak diragukan lagi, sebagai perangkat lunak peradaban Islam, ilmu tersebut muncul dari buaian nilai-nilai kebudayaan yang transendental. Maka ia memiliki pengertian dan esensi yang lain dari ilmu sekuler. Pada kesempatan ini kami berusaha mengemukakan interpretasi mengenai konsep ini. Dasar-dasar filosofis, fungsi, ruang aksimatika dan spekulatif, etika, dan dampak-dampak ilmu adalah rangkaian pembahasan yang akan ditelusuri sepanjang makalah ini.
|