Kewajiban umat Islam terhadap Rasul SawDeprecated: Function eregi_replace() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 99 Deprecated: Function split() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 103 Al-Qur’an menyebut Rasulullah Saw sebagai suri tauladan terbaik bagi umat manusia,[1] dimana sirah beliau adalah pedoman bagi mereka dalam mencapai kesempurnaan hakiki. Mengikuti sirah dan prilaku Rasul adalah satu-satunya jalan menuju kebahagian duniawi dan ukhrawi. Oleh karenanya, selain mewajaibkan umat manusia untuk mengimani beliau, Allah Swt pun menurunkan aturan-aturan sekaitan dengan kewajiban umat terhadap Nabi mereka yang mulia itu. Orang-orang mukmin adalah mereka yang telah mengimani kenabian Muhammad Rasulullah Saw, oleh karenanya selain di pundak mereka terdapat kewajiban dan tanggung jawab sosial di hadapan Rasulullah Saw, mereka pun memiliki kewajiban secara pribadi dan individual, sebagaimana yang telah disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Di bawah ini kami akan mengkaji beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkkan kewajiban –baik sosial maupun individual- umat Islam terhadap Nabi mereka. selain itu, kami pun akan memaparkan efek serta manfaat yang muncul dari menjalankan kewajiban tersebut. Ketaatan Secara Mutlak Tidak diragukan lagi, setiap orang yang mengaku sebagai umat Rasulullah Saw berkewajiban untuk mentaati beliau secara mutlak, mereka haruslah menerima hukum dan undang-undang yang beliau sampaikan tanpa tawar menawar, baik hukum yang berkaitan dengan kehidupan sosial maupun individual. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an, Allah Swt memerintahkan seluruh manusia untuk mentaati-Nya dan Rasul-Nya, “Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul” [2]. Dalam ayat lain, peritah Allah Swt untuk mentaati Rasul-Nya secara khusus tertuju kepada kaum mukminin, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)” [3]. maksud dari ketaatan dalam ayat ini ialah mengikuti serta menjalankan sepenuhnya ajaran Rasulullah Saw, dimana jalan yang beliau tempuh adalah jalan yang lurus, jalan Allah Swt dan taat kepada beliau merupakan sebuah keharusan, karena yang beliau sampaikan tidak lain kecuali pesan dari Allah Swt.[4] Oleh karenanya, di mata Al-Qur’an ketaatan kepada Rasulullah Saw adalah manifestasi dari ketaatan kepada Allah Swt, “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS. An-Nisa’: 80). Ketaatan kepada Rasul memiliki wilayah yang sangat luas, dimana maksud dari ketaatan ini ialah ketaatan terhadap seluruh aturan dan hukum Allah Swt yang beliau sampaikan. Dalam sebuah ayat disebutkan bahwa segala yang beliau ucapkan dan sampaikan adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada beliau.[5] Perintah Allah Swt untuk mentaati Rasul-Nya secara mutlak tanpa ada syarat apapun menandakan akan ke-ishmahan (kesucian) beliau. Karena seandainya Rasulullah Saw tidak suci dari segala sifat tercela, dosa dan kesalahan, maka Allah Swt akan memberikan syarat dalam ketaatan kepada beliau. Karena jika tidak, berarti Allah Swt telah memerintahkan manusia untuk mengikuti kebatilan dan kesalahan, yang jelas hal ini bertentangan dengan hikmah dan keadilan-Nya. Atas dasar ini, Imam Ali as berkata, “Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba dan utusan Allah Swt... ia telah membawa kepada kita bendera kebenaran. Barang siapa yang mendahuluinya, maka ia telah keluar dari agama. Barang siapa yang tertinggal darinya, maka ia akan binasa dan barang siapa yang bersamanya, ia akan selamat”.[6] Dalam kesempatan lain, Imam Ali as berkata, “Hamba (manusia) yang paling dicintai Allah Swt adalah yang selalu mengikuti Nabinya dan melangkah sesuai dengan jejak kakinya”.[7] A. Kewajiban Sosial Kewajiban terpenting umat Islam di hadapan Rasulullah Saw ialah yang berkaitan dengan wilayah dan kepemimpinan beliau. Tidak diragukan, usaha terbesar yang dilakukan Rasul Saw ialah mendirikan pemerintahan Islam yang puncaknya beliau lakukan sepulang dari Hajjatul Wada’ (haji perpisahan). Terdapat banyak ayat yang menyebutkan bentuk dari kewajiban ini yang sebagian darinya akan kami sebutkan di bawah ini. 1. Menerima Wilayah dan Kepemimpinan Rasulullah Saw
|