Mengenal Metodologi Dakwah Rasulullah SawDeprecated: Function eregi_replace() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 99 Deprecated: Function split() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 103 Dunia modern adalah dunia informasi dan hubungan. Dewasa ini, informasi memainkan peran signifikan dalam perang antar ideologi. Ribuan stasiun dan pemancar radio serta televisi, puluhan satelit parabola, studio raksasa pembuatan film dan musik, ratusan situs internet dan ribuan buku serta majalah merupakan sarana perang antar ideologi. Dakwah berarti menyampaikan sesuatu. Di istilah, dakwah memiliki arti upaya terencana untuk mempengaruhi ideologi atau perilaku seseorang guna menjamin terealisasinya tujuan yang diprogramkan sebelumnya. Setiap aliran dan ideologi memiliki pesan kepada masyarakat dan mengajak mereka untuk menerimanya. Dalam hal ini ditempuhlah berbagai metode yang sesuai dengan misi utama mereka untuk mensukseskan tujuan tersebut. Sejarah dakwah memiliki usia panjang, sepanjang usia kehidupan manusia di atas bumi. Dakwah juga menjadi program dan misi utama para nabi dalam menyampaikan risalah Ilahi. Dakwah di misi para nabi memiliki keistimewaan tersendiri. Memahami sisi dakwah para nabi sangat bermanfaat bagi kita semua. Allah Swt dalam Surat an-Nahl ayat 36 berfirman, "Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." Seluruh Nabi mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt untuk membimbing umat manusia agar menyembah Tuhan Yang Esa serta membawa mereka dari kegelapan ke cahaya Ilahi. Dakwah para nabi bukan sesuatu yang ringan. Dalam perjalanannya ternyata mereka menemui banyak hambatan dan rintangan. Para nabi juga memiliki metode berbeda dengan yang lain saat menyampaikan ajaran Ilahi. Hal ini disebabkan setiap nabi diturunkan di waktu berbeda dan umat yang berbeda pula. Dakwah dalam pandangan agama terealisasi dengan semangat relijius dan memiliki tujuan untuk membimbing manusia. Menurut Islam, dakwah memiliki esensi pendidikan dan proses membantu manusia untuk mencapai derajat tinggi tidak seperti alat-alat propaganda Barat yang malah menyesatkan manusia. Oleh karena itu, dakwah dalam pandangan Islam senantiasa dibarengi dengan sejumlah masalah, seperti nasehat untuk bertakwa dan membersihkan diri, belajar dan beramal baik serta mencegah kemungkaran. Tak hanya itu, dakwah dalam Islam biasanya dibarengi dengan nasehat-nasehat untuk berbuat baik. Tentunya dakwah seperti ini dapat terealisasi jika sumbernya berasal dari sang pemberi petunjuk itu sendiri (Allah Swt). Artinya, si pembawa pesan dan muballig telah mencapai tahap kesempurnaan manusia sehingga memungkinkannya menyampikan pesan Ilahi kepada manusia tanpa menambah atau menguranginya. Dengan kata lain, sang pembawa pesan harus sosok yang amanat dan jujur. Allah Swt menyebut dakwah dan seruan para nabi sebagai sumber kehidupan manusia. Di surat al-Anfal ayat 24, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan." Menurut al-Qur'an, memberi petunjuk satu manusia sama halnya dengan menghidupkan orang tersebut. Rasulullah Saw saat menerangkan urgensitas dakwah kepada Imam Ali as bersabda, "Wahai Ali ! Jika Allah Swt melalui dirimu memberi hidayah kepada seseorang maka hal itu lebih mulia dari sinar matahari." (Majma al-Bayan, 1, hal, 807). Matahari adalah sumber kehidupan dan Rasulullah dalam hal ini memberikan perumpamaan indah, dakwah dan memberi petunjuk kepada manusia lebih mulia dari matahari yang menyinari alam semesta. Seperti yang diakui oleh mayoritas ahli sejarah, pengutusan Rasulullah di Semenanjung Arab merupakan kejadian spektakuler dan berpengaruh besar, karena setelah beliau diutus, bangsa Arab yang jahiliyah berubah menjadi bangsa mulia. Sejatinya Rasul dapat kita jadikan simbol muballig yang sukses. Dengan seorang diri beliau berhasil menyelamatkan umat yang jahil dan menyeret mereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Rasulullah memiliki tugas yang sangat berat, karena berhadapan dengan sebuah masyarakat rusak dan bobrok. Apa yang diucapkan Imam Ali dan terhimpun dalam Nahjul Balaghah menunjukkan betapa berat dakwah Rasulullah. Imam Ali berkata, Allah swt mengutus Muhammad sebagai pemberi ingat dan pembawa wahyu Ilahi serta Kitab Suci al-Qur'an. Dan kalian, wahai kaum Arab, hidup bergelimang dengan kesesatan dan menempati daerah yang paling buruk. Kalian hidup di antara bebatuan dan ular. Kalian minum air yang keruh dan kotor serta memakan makanan menjijikkan seperti kadal. Tak hanya itu, kalian pun suka berperang dan menumpahkan darah sesama manusia sehingga meretakkan ikatan famili. Patung dan berhala berdiri megah di tengah-tengah kalian dan perbuatan dosa tidak pernah kalian hindari. (Nahjul Balaghah, khutbah ke 26) Pemikiran Arab di saat Rasul diutus terkait Tuhan dan Hari Kiamat dipenuhi oleh mitos. Tidak terdapat tanda-tanda pemikiran yang membangun di tengah mereka dan kebanyakan mereka buta huruf. Perempuan tidak mendapat tempat sama sekali di mata kaum Arab saat itu. Oleh karena itu, tak segan-segan mereka mengubur hidup-hidup anak perempuan yang baru dilahirkan. Sebenarnya apa yang dilakukan Rasulullah sehingga beliau dapat melalui jalan yang sangat sulit ini untuk menaklukkan hati-hati yang keras bangsa Arab dalam tempo yang relatif singkat?
|