PERANAN AKIDAH; Dalam Membina Manusia (3)




Deprecated: Function eregi_replace() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 99

Deprecated: Function split() is deprecated in /home/idalshia/public_html/page.php on line 103

(kutipan ketiga)

 

BAB III

PEMBINAAN JIWA

 

Setiap akidah mempunyai pengaruh dalam jiwa orang yang berakidah yang mendorongnya untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya. Keyakinan terhadap Allah mempunyai efek yang dalam di jiwa muslimin yang mempunyai hasil secara riil dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Hal itu bisa dijelaskan secara global melalui poin-poin berikut:

 

a. Ketenangan Jiwa

 

Manusia beragama akan memperoleh ketenangan dalam akidahnya meskipun berbagai badai peristiwa bergolak di sekitarnya. Akidah akan menjaganya dari kecemasan dan ketegangan, dan menciptakan suasana kejiwaan yang penuh dengan ketenangan dan harapan walaupun ia hidup dalam lingkungan yang tidak tenang dan berbahaya.

Sejarah Islam menjelaskan kepada kita berbagai contoh yang tidak terhitung jumlahnya tentang hal itu. Muslimin dahulu hidup dalam kondisi yang sangat sulit, di mana peperangan yang dipicu oleh kaum Quraisy dan sekutunya, embargo ekonomi, keterasingan sosial serta tekanan moral yang berkelanjutan. Namum karena mereka memiliki spiritual yang tinggi, hal itu mampu mendorong mereka untuk berjuang menghadapi itu semua dengan jiwa yang tenang guna memperoleh pahala dari Allah dan rahmat-Nya.

Dari Anas bahwasanya Rasulullah saww di hari Badr bersabda: “Bangkitlah kalian untuk memperoleh surga yang lebarnya langit dan bumi”. “Wahai Rasulullah, surga lebarnya langit dan bumi?”, tanya ‘Umair bin Hamam Al-Anshari keheran-heranan. “Ya”, jawab beliau pendek. ‘Umair bekata lagi: “Alangkah bagusnya, wahai Rasulullah. Demi Allah, saya harus menjadi penghuni surga itu”. Rasulullah saww bersabda: “Engaku termasuk penghuni surga itu”. Kemudian Umair mengeluarkan beberapa kurma dari wadahnya dan memakannya seraya berkata: “Jika aku diam di sini untuk menghabiskan semua kurma ini, sungguh aku akan terlambat memperoleh kehidupan yang panjang dan abadi (surga) itu”. Lalu ia melemparkan kurma tersebut dan berperang hingga syahid. [1]

Lingkungan yang didiami mujahid ini adalah lingkungan berbahaya. Ia hidup dalam situasi perang Badr. Namun jiwanya bahagia, karena ia mengharapkan surga yang luasnya seperti langit dan bumi. Maka, seorang muslim dengan keyakinannya kepada Allah, akan merasa rela dan tentram terhadap apa yang terjadi di sekitarnya dan menempatkan dirinya sesuai dengan ketentuan dan takdir Allah. Segala musibah yang menimpanya sekarang akan berubah menjadi kenikmatan dan berkah. Dan Alquran selalu menanamkan semangat tersebut di dalam jiwa setiap mukmin. Allah SWT berfirman:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 next